Seorang ibu muda tampak mengejar seorang anak hingga terengah-engah,
sementara si anak terus saja berlari, sambil menggumamkan kata-kata yang
tak jelas. Usut punya usut, "anak saya penderita autis, Mas, kemarin
makan roti makanya sekarang jadi tidak bisa diam kayak gini," ungkapnya.
Waduh.. makan roti bisa bikin anak autis lebih hyperaktif?
Autisme adalah suatu gangguan yang ditandai oleh adanya gangguan kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku dan berbicara, sering disebut dengan Autistic Spec-trum Disorder (ASD).
Berikut 3 ciri atau tanda umum dari anak yang mengidap autisme:
- Gangguan komunikasi yang lemah, dimana anak tidak bisa berbicara/memiliki keterlambatan bicara pada usia yang seharusnya.
- Gangguan interaksi sosial, dimana anak sulit diajak komunikasi atau bertatap muka, tidak mampu berempati, dan memiliki gangguan perilaku.
- Aktivitas dan ketertarikannya sangat terbatas, diulang-ulang dan suka memukul diri sendiri atau suka memutar tubuhnya yang dilakukan berulang kali (hyperaktif).
Autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial dan afek, komunikasi verbal atau bahasa non verbal, imajinasi, fleksibilitas, kognisi dan atensi.
Autisme disebabkan adanya abnormalitas kromosom terutama pada fragile X. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal, diantaranya kondisi fisik ibu saat hamil dan melahirkan seperti Rubella, Sifilis, Fenilketonurea, Tuberus Sklerosis. Kemudian adanya faktor Pre Natal seperti infeksi Cytomegalovirus dan Rubella. Untuk faktor Pasca Natal karena adanya Infatil Spasm, epilepsy Mioklonik, Meningitis, dan Ensefalitis.
Terkait kejadian si anak kecil yang lantas lebih interaktif setelah makan roti, bisa jadi karena alergi. Tidak semua anak autisme mengalami masalah pencernaan. Ada bebebrapa hal yang memang alergi terhadap beberapa bahan makan tertentu, hal ini tentu dihubungkan dengan faktor penyebab dari autisme itu sendiri. Bila anak autisme tersebut alergi terhadap Glutein contohnya karbohidrat murni seperti dalam terigu, sehingga makanan yang terbuat dari terigu harus dihindari, contohnya roti, biskuit, mie. Untuk itu, uji tes alergi sangat diperlukan.
Memiliki anak, keluarga atau teman yang memiliki anak autis tentu mendatangkan keprihatinan tersendiri. Karena anak autis ini biasanya memiliki kekhasan yang berbeda dengan anak-anak lainnya.
Ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada anak autis :
Pertama, keluhan dalam bidang komunikasi, dapat berupa perkembangan bahasa terlambat, tidak berespon saat dipanggil namanya, serta ketidakmampuan dalam menyatakan apa yang dikehendaki.
Kedua, keluhan dalam bidang sosial, seperti anak tidak mampu senyum sosial, seolah berada dalam dunianya sendiri, tidak tertarik pada anak lain, memilih bermain sendiri, serta kontak mata yang buruk.
Ketiga, keluhan masalah perilaku, seperti suka mengamuk (tantrum), tidak tahu memainkan permainan, jalan jinjit, sangat peka atau tertarik pada tekstur atau bunyi tertentu, sangat tertarik pada mainan tertentu, hiperaktif, tidak kooperatif, suka membariskan mainan atau barang, dan pola gerakannya ganjil.
Tapi sebaiknya keluarga yang memiliki anak autis, tak perlu berkecil hati. Selain penerimaan positif terhadap diri sendiri dan terutama pada anak tersebut, ada terapi yang bisa dilakukan. Terapi pada anak auitsme membutuhkan identifikasi dini, intervensi edukasi yang intensif, lingkungan yang terstruktur, staf yang terlatih dan orang tua yang aktif.
Ada beberapa terapi yang diberikan untuk anak autis, antara lain :
- Farmakotherapi, diberikan utnuk mengurangi gejala-gejala
- Terapi wicara untuk mengatasi gangguan dalam berkomunikasi
- Sensor integrasi untuk melatih koordinasi motorik yang terganggu, dan lain sebagainya.
Di beberapa rumah-rumah sakit di Indonesia sudah ada program-program penatalaksanaan autisme, yaitu program : Screening awal yang lengkap untuk menegakkan diagnosis autisme, pemberian farmakotherapi untuk mengatasi gejala yang menyertai, terapi Wicara, Sensor Integrasi, Snozelen Therapi, Konsultasi Edukasi orang tua, dan Konsultasi gizi dengan tenaga-tenaga terlatih dan profesional.
dr. Aliyah Himawati, Sp.Kj
Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak Remaja (IKESWAR)
RSJ Prof.dr.Soerojo Magelang
Pusat Terapi Anak berkebutuhan khusus Rumah Sahabat Yogyakarta melayani terapi autism, terlambat bicara, ADHD, Down syndrom, CP dan lain-lain dengan terapi terpadu, speech terapi, sensori integrasi, terapi perilaku, fisioterapi, home visit program, pendampingan dll. untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi Rumah sahabat phone 0274 8267882
ReplyDeletemembantu anak2 dengan kebutuhan khusus info call 0852 1099 9495
ReplyDelete