Kiat Bersahabat dengan si Kecil

Sunday, December 23, 2012

Ibu bersahabat dengan anak

Ingatkah Anda berapa kali mendengarkan cerita si kecil dengan sepenuh hati? Hitung pula berapa kali kita terlibat pembicaraan seru dan timbal balik dengan mereka. Seringkah kita membentak anak tanpa kita sadari hanya untuk membuat mereka menghentikan rengekannya? Menjadi teman bagi anak memang bukan perkara yang mudah, meskipun kita sudah memahami betul konsepnya seperti apa. Tapi Anda bisa kok memulai dari hal-hal sederhana seperti berikut:

Dengarkan dengan sepenuh hati, bukan sepintas lalu
Pada prakteknya, hal ini sangat sulit dilakukan. Seringkali orang tua menganggap cerita anak sebagai sesuatu yang nggak penting-penting amat.  Padahal sejatinya, kita perlu menikmati celoteh mereka. Suatu saat, kebersamaan ini pasti akan sangat kita rindukan kelak, ketika mereka sudah sangat sibuk dengan teman atau pacar.

Jangan membentak dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah dalam waktu singkat
Ada baiknya mulai mendidik anak dengan 'sedikit bicara, banyak bekerja'. Misalnya: biasakan anak memahami bahwa kita melirik atau memandang mereka dengan tajam, itu berarti 'mama tidak suka dengan sikap kalian'.  Tanpa menghardik pun mereka tahu bahwa sang mama sedang marah.

Sesekali beri kebebasan pada anak untuk bertindak dan mengambil keputusan sendri
Cara ini akan membiasakan anak terlatih berpikir dan bertindak mandiri. Kita tinggal membimbing mereka agar keputusan yang diambil tepat dan benar. Kebiasaan seperti ini akan memunculkan rasa dihargai dan dipercaya dalam diri anak. Biasakan mereka mengambil keputusan kecil bagi dirinya sendiri, seperti: mau makan di resto mana. Sesekali turuti keinginan anak sesuai dengan yang dia putuskan, selama itu masih realistis.

Gunakan kata "tolong" saat meminta bantuan dari anak atau dari siapapun, termasuk asisten rumah tangga di rumah. Setelahnya, ucapkan "terima kasih" sambil tersenyum manis
Dengan cara ini, anak merasa dihargai. Hal ini juga akan memberi contoh perilaku dan kebiasaaan yang baik bagi anak. Sadarilah, bahwa anak selalu meniru dengan tepat segala tingkah laku orang tua. Kalau ingin anak bertingkah laku baik dan sopan, maka mulailah dari diri kita sendiri. Kita perlu mencontohkan perilaku baik dan sopan. Kemudian, lakukan dengan konsisten sehingga anak bisa melihat dan kemudian meniru.

Tentukan beberapa peraturan yang disepakati bersama dan konsekuensi yang diterima bila peratuan itu dilanggar
Bagaimana pun dekatnya kita sebagai sahabat bagi anak, kita harus tetap menempatkan diri sebagai orang tua mereka. Betapapun kita menyayangi dan memanjakan mereka, tak perlu ragu berkata "tidak" bila anak mulai berulah melanggar peraturan yang telah disepakati bersama. Katakan tidak dengan tegas dan tak perlu membentak-bentak.

Bila kita terbiasa membentak anak demi membungkan keinginannya, berusahalah untuk mengikis kebiasaan itu sesegera mungkin. Untuk itulah perlu ditetapkan aturan yang disetujui bersama, agar anak tahu batasan mereka serta mendiidk mereka untuk disiplin dan menghargai keputusan bersama. Tinggal ingatkan mereka, bahwa kita sudah sepakat untuk hal-hal tersebut, saat mereka mulai menuntut ini-itu.

Sesekali kita perlu menjadi anak kecil lagi
Bersenang-senanglah bersama anak dengan melakukan permainan seperti monopoli, scrabble, main kartu remi atau kuartet dan game seru lainnya. Kita juga bisa memperkenalkan berbagai permainan "kuno" yang tak kalah serunya seperti dakon, bekelan, atau bahkan engklek (hop-scotch). Ajak juga teman-teman mereka bila memungkinkan. Selain membuat kebersamaan kian kuat, hal ini pun bisa membuat hati kita senang dengan bernostalgia memainkan permainan tempo dulu. Lewat bermain, kita bisa mengajarkan banyak hal kepada anak. Termasuk soal menyikapi kemenangan dan menerima kekalahan.

Kredit foto: slklearningcenter.com

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Alur Kecil.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Powered by Blogger.
Creative Commons License
DMCA.com