Beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar tentang ditemukannya senyawa organik atau kemungkinan adanya kehidupan di meteor dan asteroid. Ada beberapa alasan untuk kemungkinan itu. Pada masa lalu, aktivitas vulkanik bumi sangat kuat sehingga bisa dengan mudah melontarkan batu yang mengandung kotoran dan mikroba ke luar angkasa yang tidak hanya mencapai Mars, tetapi juga sampai ke orbit ruang angkasa yang saat ini kita kenal dengan komet, asteroid, dan meteor.
Artikel NewsWeek yang bertanggal 21 September 1998, halaman 12 menyebutkan dengan persis kemungkinan ini. "Kami memperkirakan ada sekitar 7 juta ton tanah dari bumi yang berada di Mars," kata Kenneth Nealson, seorang ilmuwan NASA. "Anda harus mempertimbangkan bahwa jika kita menemukan kehidupan di Mars, maka itu kemungkinan berasal dari bumi" [Weingarten, T., Newsweek, 21 September 1998, halaman 12].
Ilmuwan MIT Dr Walt Brown (kreasionis) dalam bukunya "The Beginning" menunjukkan bahwa saat banjir besar (zaman Nabi Nuh), seperti yang tercatat di kitab-kitab agama, semburan/kekuatan air dari samudera bisa dengan mudah melontarkan meteor dan meteorit ke ruang angkasa yang kemungkinan berisi mikro-organisme seperti bakteri. Satu hal yang pasti adalah kehidupan membutuhkan penciptaan yang cerdas dan tidak muncul secara kebetulan. NASA mengetahui semua ini tapi tetap mencari kehidupan di planet lain karena inilah cara yang ampuh untuk memotivasi orang-orang agar pemerintah mereka memberikan dana yang besar untuk NASA. NASA, menurut sebagian orang adalah sebuah lahan bisnis yang memberikan penghasilan yang menjanjikan.
Evolusionis harus berasumsi bahwa pada awalnya atmosfer bumi mengandung oksigen. Tapi, bukan berarti tidak ada lapisan ozon di atmosfer untuk melindungi dari radiasi berbahya yang akan menghancurkan kehidupan atau bahkan bentuk tunas kehidupan. Ozone is terdiri dari oksigen. Ini adalah situasi Catch 22 bagi evolusionis. Bahkan masih banyak lagi situasi Catch 22 bagi evolusionis ketika mereka memikirkan asal-usul kehidupan.
Semua bukti ilmiah hanya mendukung bahwa kemungkinan kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya yang sudah ada. Tidak ilmiah untuk mempercayai bahwa kehidupan muncul dari materi yang tak hidup, setidaknya tidak secara spontan (tiba-tiba/kebetulan). Hal ini pernah dipikirkan oleh para evolusionis bahwa kehidupan muncul secara kebetulan dari sampah, sampai ditunjukkan fakta bahwa hal ini karena sebelumnya sudah ada serangga yang meletakkan telur mereka di tempat sampah. Dengan demikian, keyakinan bahwa kehidupan muncul secara spontan (kebetulan) dari bahan kimia dalam sampah (garbage) berhasil dibantah. Namun, evolusionis tetap tidak menyerah.
Artikel NewsWeek yang bertanggal 21 September 1998, halaman 12 menyebutkan dengan persis kemungkinan ini. "Kami memperkirakan ada sekitar 7 juta ton tanah dari bumi yang berada di Mars," kata Kenneth Nealson, seorang ilmuwan NASA. "Anda harus mempertimbangkan bahwa jika kita menemukan kehidupan di Mars, maka itu kemungkinan berasal dari bumi" [Weingarten, T., Newsweek, 21 September 1998, halaman 12].
Ilmuwan MIT Dr Walt Brown (kreasionis) dalam bukunya "The Beginning" menunjukkan bahwa saat banjir besar (zaman Nabi Nuh), seperti yang tercatat di kitab-kitab agama, semburan/kekuatan air dari samudera bisa dengan mudah melontarkan meteor dan meteorit ke ruang angkasa yang kemungkinan berisi mikro-organisme seperti bakteri. Satu hal yang pasti adalah kehidupan membutuhkan penciptaan yang cerdas dan tidak muncul secara kebetulan. NASA mengetahui semua ini tapi tetap mencari kehidupan di planet lain karena inilah cara yang ampuh untuk memotivasi orang-orang agar pemerintah mereka memberikan dana yang besar untuk NASA. NASA, menurut sebagian orang adalah sebuah lahan bisnis yang memberikan penghasilan yang menjanjikan.
Evolusionis harus berasumsi bahwa pada awalnya atmosfer bumi mengandung oksigen. Tapi, bukan berarti tidak ada lapisan ozon di atmosfer untuk melindungi dari radiasi berbahya yang akan menghancurkan kehidupan atau bahkan bentuk tunas kehidupan. Ozone is terdiri dari oksigen. Ini adalah situasi Catch 22 bagi evolusionis. Bahkan masih banyak lagi situasi Catch 22 bagi evolusionis ketika mereka memikirkan asal-usul kehidupan.
Semua bukti ilmiah hanya mendukung bahwa kemungkinan kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya yang sudah ada. Tidak ilmiah untuk mempercayai bahwa kehidupan muncul dari materi yang tak hidup, setidaknya tidak secara spontan (tiba-tiba/kebetulan). Hal ini pernah dipikirkan oleh para evolusionis bahwa kehidupan muncul secara kebetulan dari sampah, sampai ditunjukkan fakta bahwa hal ini karena sebelumnya sudah ada serangga yang meletakkan telur mereka di tempat sampah. Dengan demikian, keyakinan bahwa kehidupan muncul secara spontan (kebetulan) dari bahan kimia dalam sampah (garbage) berhasil dibantah. Namun, evolusionis tetap tidak menyerah.
Stanley Miller, dalam eksperimen terkenalnya pada tahun 1953, menunjukkan bahwa asam amino individu (the building blocks of life) bisa muncul secara kebetulan. Tapi, munculnya kehidupan masih tidak cukup dengan hanya memiliki asam amino. Berbagai asam amino yang bisa membuat "kehidupan" harus saling terhubung dalam urutan yang tepat, seperti rangkaian huruf pada kalimat, yang berfungsi untuk membentuk molekul protein. Jika asam-asam amino tidak dalam urutan yang benar, maka molekul protein tidak akan bekerja. Belum pernah ada fakta yang menunjukkan bahwa asam amino bisa terhubung satu sama lain dalam urutan yang tepat secar kebetulan untuk membentuk molekul protein. Bahkan sel paling sederhana sekalipun terdiri dari jutaan molekul protein yang berbeda.
Bahkan jika para ilmuwan pernah menciptakan kehidupan dari materi yang tidak hidup, tetap tidak akan membantu mendukung semua teori yang mengatakan kehidupan muncul secara kebetulan atau evolusi
Selain itu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa Miller memiliki peralatan laboratorium yang terlindung dan melindungi asam amino individu saat mereka terbentuk. Jika laboratoriumnya tidak terlindung atau di tempat terbuka, maka asam amino akan segera terintegrasi dan hancur dalam campuran acak energi.
Pada alam ada yang disebut para ilmuwan sebagai asam amino right-handed dan left-handed. Namun, kehidupan mensyaratkan bahwa semua protein harus left-handed. Jadi tidak hanya asam amino harus terangkai dalam urutan yang tepat, mereka semua juga harus left-handed. Jika asam amino right-handed ikut tercampur, maka molekul protein tidak akan berfungsi. Tidak akan ada kehidupan apapun!
Demikian pula, asam nukleat dalam DNA dan RNA harus dalam urutan yang tepat. Molekul-molekul gula yang terdiri dari berbagai asam nukleat pada DNA dan RNA harus right-handed. Jika asam nukleat dengan molekul gula left-handed masuk ke campuran maka tidak akan berfungsi.
Di tengah-tengah semua argumen atas evolusi dan desain cerdas, masih ada hal menakjubkan yang terjadi di masyarakat, termasuk mereka yang katanya terdidik, mereka percaya bahwa para ilmuwan telah/pernah menciptakan kehidupan di laboratorium. Tidak ada hal seperti itu yang pernah terjadi!
Para ilmuwan hanya bereksperimen secara genetis di laboratorium pada bentuk-bentuk kehidupan yang sudah ada sebelumnya, dan dengan melakukan hal ini para ilmuwan mampu menghasilkan bentuk-bentuk baru kehidupan, mereka tidak menciptakan kehidupan dari materi yang tidak hidup. Bahkan jika para ilmuwan pernah menciptakan kehidupan dari materi yang tidak hidup, tetap tidak akan membantu mendukung semua teori yang mengatakan kehidupan muncul secara kebetulan atau evolusi.
Bahkan dalam kasus yang melibatkan kehidupan sintetis (buatan), para ilmuwan tidak benar-benar menciptakan atau menghasilkan kehidupan itu sendiri dari materi yang tidak hidup. Apa yang dilakukan para ilmuwan itu dalam hal ini adalah menciptakan (dengan desain cerdas) DNA buatan (petunjuk dan kode genetik) yang kemudian ditanamkan ke dalam sel hidup yang sudah ada dan, dengan demikian, mengubah sel menjadi bentuk baru kehidupan. Dan, sekali lagi, bahkan jika para ilmuwan pernah menciptakan sel hidup secara keseluruhan dari awal (dan bukan hanya DNA-nya) artinya kejadiannya tidak terjadi secara kebetulan tapi dengan desain yang cerdas (intelligent design). Kehidupan sintetis hanyalah bentuk rekayasa genetika. Tetapi Allah lah yang menciptakan genetik. Harus selalu diingat!
Jika sel berevolusi pun harus sekaligus (cepat). Sel yang berevolusi tidak bisa menunggu jutaan tahun untuk menjadi lengkap karena akan sangat tidak stabil dan cepat hancur di lingkungan terbuka, terutama karena tidak adanya perlindungan optimal dan fungsi penuh dari membran sel.
Sel memang rumit. Sebagai contoh, tanpa DNA tidak akan ada RNA, dan tanpa RNA tidak ada DNA. Tanpa keduanya yaitu DNA dan RNA maka tidak ada protein, dan tanpa protein tidak ada DNA atau RNA. Mereka saling tergantung satu sama lain untuk eksistensi! Ini tidak bisa terbentuk secara bertahap dalam evolusi! Evolusionis umumnya meyakini bahwa butuh satu miliar tahun untuk bentuk kehidupan pertama atau sel selesai berevolusi. Itu cuma keyakinan yang masih diajarkan di sekolah-sekolah dasar dan menengah, pendapat ini tidak bisa ditopang oleh ilmu pengetahuan modern.
Tentu saja, setelah sel lengkap dan hidup maka program genetika dan mekanisme biologis yang ada akan mengarahkan pada pembentukan sel-sel lainnya. Pertanyaannya adalah bagaimana kehidupan terjadi secara alami ketika tidak ada mekanisme yang mengarahkan di alam?
Pada alam ada yang disebut para ilmuwan sebagai asam amino right-handed dan left-handed. Namun, kehidupan mensyaratkan bahwa semua protein harus left-handed. Jadi tidak hanya asam amino harus terangkai dalam urutan yang tepat, mereka semua juga harus left-handed. Jika asam amino right-handed ikut tercampur, maka molekul protein tidak akan berfungsi. Tidak akan ada kehidupan apapun!
Demikian pula, asam nukleat dalam DNA dan RNA harus dalam urutan yang tepat. Molekul-molekul gula yang terdiri dari berbagai asam nukleat pada DNA dan RNA harus right-handed. Jika asam nukleat dengan molekul gula left-handed masuk ke campuran maka tidak akan berfungsi.
Di tengah-tengah semua argumen atas evolusi dan desain cerdas, masih ada hal menakjubkan yang terjadi di masyarakat, termasuk mereka yang katanya terdidik, mereka percaya bahwa para ilmuwan telah/pernah menciptakan kehidupan di laboratorium. Tidak ada hal seperti itu yang pernah terjadi!
Para ilmuwan hanya bereksperimen secara genetis di laboratorium pada bentuk-bentuk kehidupan yang sudah ada sebelumnya, dan dengan melakukan hal ini para ilmuwan mampu menghasilkan bentuk-bentuk baru kehidupan, mereka tidak menciptakan kehidupan dari materi yang tidak hidup. Bahkan jika para ilmuwan pernah menciptakan kehidupan dari materi yang tidak hidup, tetap tidak akan membantu mendukung semua teori yang mengatakan kehidupan muncul secara kebetulan atau evolusi.
Bahkan dalam kasus yang melibatkan kehidupan sintetis (buatan), para ilmuwan tidak benar-benar menciptakan atau menghasilkan kehidupan itu sendiri dari materi yang tidak hidup. Apa yang dilakukan para ilmuwan itu dalam hal ini adalah menciptakan (dengan desain cerdas) DNA buatan (petunjuk dan kode genetik) yang kemudian ditanamkan ke dalam sel hidup yang sudah ada dan, dengan demikian, mengubah sel menjadi bentuk baru kehidupan. Dan, sekali lagi, bahkan jika para ilmuwan pernah menciptakan sel hidup secara keseluruhan dari awal (dan bukan hanya DNA-nya) artinya kejadiannya tidak terjadi secara kebetulan tapi dengan desain yang cerdas (intelligent design). Kehidupan sintetis hanyalah bentuk rekayasa genetika. Tetapi Allah lah yang menciptakan genetik. Harus selalu diingat!
Jika sel berevolusi pun harus sekaligus (cepat). Sel yang berevolusi tidak bisa menunggu jutaan tahun untuk menjadi lengkap karena akan sangat tidak stabil dan cepat hancur di lingkungan terbuka, terutama karena tidak adanya perlindungan optimal dan fungsi penuh dari membran sel.
Sel memang rumit. Sebagai contoh, tanpa DNA tidak akan ada RNA, dan tanpa RNA tidak ada DNA. Tanpa keduanya yaitu DNA dan RNA maka tidak ada protein, dan tanpa protein tidak ada DNA atau RNA. Mereka saling tergantung satu sama lain untuk eksistensi! Ini tidak bisa terbentuk secara bertahap dalam evolusi! Evolusionis umumnya meyakini bahwa butuh satu miliar tahun untuk bentuk kehidupan pertama atau sel selesai berevolusi. Itu cuma keyakinan yang masih diajarkan di sekolah-sekolah dasar dan menengah, pendapat ini tidak bisa ditopang oleh ilmu pengetahuan modern.
Tentu saja, setelah sel lengkap dan hidup maka program genetika dan mekanisme biologis yang ada akan mengarahkan pada pembentukan sel-sel lainnya. Pertanyaannya adalah bagaimana kehidupan terjadi secara alami ketika tidak ada mekanisme yang mengarahkan di alam?
Sebagian besar variasi biologis adalah hasil dari kombinasi baru dari gen yang sudah ada dan bukan karena mutasi
Jika manusia harus menggunakan kecerdasan untuk melakukan rekayasa genetika, yang berarti memanipulasi kode genetik, lalu apa artinya tentang asal-usul kode genetik itu sendiri!
Ilmuwan besar Inggris Sir Frederick Hoyle mengatakan bahwa probabilitas dari urutan molekul dalam sel sederhana muncul secara kebetulan sama dengan tornado yang menerbangkan bagian-bagian sebuah pesawat lalu akhirnya membentuk pesawat Boeing 747 !
Kita cenderung untuk menilai sesuatu secara sederhana atau kompleks dengan/karena ukurannya. Begitu banyak dari kita yang menganggap bahwa karena sel adalah mikroskopis dalam ukurannya dan harus sederhana. Tidak begitu! Ukuran itu relatif, namun tidak kompleksitas. Jika Anda bertubuh besar seperti tugu Monas Anda mungkin akan berpikir bahwa mobil-mobil dan kendaraan lainnya di jalan adalah simpel dan mudah tercipta karena kombinasi beberapa bagian secara kebetulan. Namun, kita tahu bahwa tidak begitu.
Hukum alam bisa menjelaskan bagaimana urutan kehidupan, alam semesta, dan bahkan cara oven microwave beroperasi, namun hanya saja hukum alam tidak dapat menjelaskan sepenuhnya asal usul perintah tesebut.
Banyak pendapat yang mengatakan seleksi alam adalah bukti kita telah berevolusi. Seleksi alam tidak terjadi di alam, namun seleksi alam itu sendiri tidak menghasilkan variasi biologis. Seleksi alam hanya bisa memilih dari variasi biologis yang mungkin dan yang memiliki nilai untuk kelangsungan hidup. Jadi, seleksi alam adalah proses pasif di alam.
Ilmuwan besar Inggris Sir Frederick Hoyle mengatakan bahwa probabilitas dari urutan molekul dalam sel sederhana muncul secara kebetulan sama dengan tornado yang menerbangkan bagian-bagian sebuah pesawat lalu akhirnya membentuk pesawat Boeing 747 !
Kita cenderung untuk menilai sesuatu secara sederhana atau kompleks dengan/karena ukurannya. Begitu banyak dari kita yang menganggap bahwa karena sel adalah mikroskopis dalam ukurannya dan harus sederhana. Tidak begitu! Ukuran itu relatif, namun tidak kompleksitas. Jika Anda bertubuh besar seperti tugu Monas Anda mungkin akan berpikir bahwa mobil-mobil dan kendaraan lainnya di jalan adalah simpel dan mudah tercipta karena kombinasi beberapa bagian secara kebetulan. Namun, kita tahu bahwa tidak begitu.
Hukum alam bisa menjelaskan bagaimana urutan kehidupan, alam semesta, dan bahkan cara oven microwave beroperasi, namun hanya saja hukum alam tidak dapat menjelaskan sepenuhnya asal usul perintah tesebut.
Banyak pendapat yang mengatakan seleksi alam adalah bukti kita telah berevolusi. Seleksi alam tidak terjadi di alam, namun seleksi alam itu sendiri tidak menghasilkan variasi biologis. Seleksi alam hanya bisa memilih dari variasi biologis yang mungkin dan yang memiliki nilai untuk kelangsungan hidup. Jadi, seleksi alam adalah proses pasif di alam.
Evolusionis meyakini bahwa mutasi acak atau kebetulan dalam kode genetik (disebabkan oleh kekuatan acak dari lingkungan seperti radiasi) akan menghasilkan perubahan evolusioner yang menguntungkan yang diperlukan untuk seleksi alam bertindak.
Namun, tidak ada bukti bahwa mutasi acak atau kebetulan dalam kode genetik mampu menghasilkan kompleksitas biologis yang besar (evolusi vertikal) antar spesies. Sebagian besar variasi biologis adalah hasil dari kombinasi baru dari gen yang sudah ada dan bukan karena mutasi, yang nyata-nyatanya itu adalah hampir selalu terjadi akibat kesalahan dalam kode genetik.
Bagaimana dengan "DNA Sampah"? Ilmu pengetahuan terbaru menunjukkan bahwa "DNA sampah" ini bukan sampah! Hanya kita yang tidak mengetahui guna dari segmen DNA ini sebenarnya. Penelitian ilmiah baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, mengungkapkan bahwa segmen "non-coding" dari DNA yang sangat berguna, dan bahkan penting dalam mengatur ekspresi gen dan aktivitas intraseluler.
Namun, tidak ada bukti bahwa mutasi acak atau kebetulan dalam kode genetik mampu menghasilkan kompleksitas biologis yang besar (evolusi vertikal) antar spesies. Sebagian besar variasi biologis adalah hasil dari kombinasi baru dari gen yang sudah ada dan bukan karena mutasi, yang nyata-nyatanya itu adalah hampir selalu terjadi akibat kesalahan dalam kode genetik.
Bagaimana dengan "DNA Sampah"? Ilmu pengetahuan terbaru menunjukkan bahwa "DNA sampah" ini bukan sampah! Hanya kita yang tidak mengetahui guna dari segmen DNA ini sebenarnya. Penelitian ilmiah baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, mengungkapkan bahwa segmen "non-coding" dari DNA yang sangat berguna, dan bahkan penting dalam mengatur ekspresi gen dan aktivitas intraseluler.
Semua ini berarti bahwa ilmu pengetahuan nyata sangat mendukung iman kepada Allah. Ilmu pengetahuan tidak bisa membuktikan bahwa kita berada di sini secara kebetulan (evolusi) atau dengan desain (ciptaan). Namun, bukti ilmiah dapat digunakan untuk mendukung satu atau yang lain.
No comments:
Post a Comment