Kiat Renovasi Rumah Agar Kantong Tidak Jebol

Wednesday, October 25, 2017

Ceritanya beberapa waktu lalu saya merenovasi rumah. Renovasi kecil, anggaran yang disiapkan pun hanya 8 juta rupiah, tapi akhirnya meledak jadi 20 juta rupiah. Cukup menguras tabungan, padahal uang tersebut harusnya digunakan untuk keperluan lain.

Koq bisa sampai dua kali lipat lebih biayanya? "Jadi khawatir nih untuk renovasi rumah," kata sobat. Ya nggak lah, uang yang keluar itu memang ada peruntukannya, bukan menguap tak berbekas. Sini saya ceritain mengapa bisa begitu.

Pasang plafon dan ngeramik
Rumah ini punya 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang keluarga, dan tentunya juga punya ruang tamu seperti halnya tetangga. Ukuran bangunannya lebih kurang 80 meter persegi. Lumayan besar untuk dihuni oleh seorang bapak yang keren, ibu yang super dan seorang anak yang ganteng. Keadaan rumah, hanya ruang tamu dan salah satu kamar yang sudah dipasang plafon, dan salah satu kamar dan dapur belum dipasang keramik.

Gambarannya sudah jelas ya, jadi saya itu mau:
  1. Pasang plafon untuk ruang keluarga, 2 kamar tidur, dan 2 kamar mandi
  2. Ngeramik salah satu kamar dan dapur.
Hanya itu...

Saya coba hitung sendiri biayanya, dan muncullah angka 5 juta untuk materialnya saja. Kupanggil tukang untuk memastikan, dan tukang bilang 6 juta untuk materialnya dengan target pekerjaan satu minggu (2 tukang). Sipp... berarti cukup dengan 8 juta. Langsung bahannya kusiapkan agar besok tukang langsung bisa kerja, dan tepat belanjaanku memang hampir menyentuh 6 juta.

Banyak maunya
Tukang pun bekerja, meski digaji harian saya lihat kerja mereka cepat, rapi, dan efisien. Ketika tukang lagi sibuk pasang rangka plafon, saya berpikir untuk mengganti seluruh saklar, stop kontak dan fitting lampu di rumah karena yang lama bukan berkualitas baik. Juga nambah beberapa saklar dan stop kontak di beberapa titik agar tidak ada lagi kabel yang bersliweran, mumpung plafon belum selesai (dinding kan harus dibobok). Panggil deh tukang instalasi listrik, aku beli bahannya dan dia langsung kerja.

Plafon dan intalasi listrik sudah selesai, tukang lanjut ngeramik kamar, dapur dan kamar mandi. Saya kembali berpikir apa gak sekalin aja ya pasang keramik dinding kamar mandi. Fyi, kamar mandi memang hanya lantainya yang keramikan, dindingnya belum. Alhasil dibelilah 25 kotak keramik, berikut semen dan pasirnya.

Ibu negara suka dengan kemarik lantai dapurnya, kalem dan nggak licin katanya. Tapi sayang, warna keramik dapurnya gak matching dengan lantainya, terlalu kontras katanya. Saya pun mengamininya dan mengabulkan permintaannya. Lanjut beli lagi keramik cantik untuk dapur. Keramik dapur yang lama dibongkar.

Dapur

Keramik kamar sudah terpasang Bro!! Sayang pintu kamarnya tak ada, kamar yang satu ini memang kurang difungsikan. Lanjut, disiapkan deh sebuah daun pintu beserta handle-nya. Handle pintunya cantik, tapi sayang gak matching sama handle pintu yang lain dan sudah dihinggapi karat. Biar tidak terjadi kebhinnekaan, semua handle pintu pun dicarikan pengganti yang sama.

Kalau untuk urusan ngecat, saya ahli masbro. Bisa diadu tuh sama tukang. Spray gun pun saya punya, walau yang portable. Tapi untuk ngecat daun pintu, saya pakai kuas saja lah. Selesai mengecat daun pintu baru, saya pun memandangi daun pintu yang lainnya, warnanya sudah kusam. Sebaiknya semua kusen dan pintu dicat juga agar kebhinnekaan tidak kembali terjadi. Syukur deh, walaupun sudah sore toko bangunan masih mengizinkanku untuk pulang membawa beberapa kaleng cat minyak. Terimakasih toko bangunan.....

Dan tak lupa pula kuucapkan terimakasih kepada tukang meskipun pekerjaan mereka tak kunjung selesai akibat saya suruh ini itu. Tapi mereka tetap tersenyum hehe....

Sebagai orangtua, punya balita yang hobinya corat-coret dinding memang harus sabar, dan jangan sekali-kali memarahinya. Pujilah coretan dindingnya dan beri nasihat yang menyenangkan baginya. Tapi sebagai penikmat keindahan, dinding yang sudah dicorat-coret itu sudah selayaknya dicat ulang, terlebih jika warna catnya juga sudah kusam. Toko bangunan masih buka Bro! karena ini masih pagi. Enam pail cat saya kira cukup untuk mengecat seluruh dinding indoor rumah ini. Akhirnya, SK ibu negara untuk pembelian cat pun dikeluarkan.

Semua pekerjaan tukang telah selesai, saya lanjut bersih-bersih rumah. Saya lihat lampu ruang keluarga sudah tidak lagi terang, jadi perlu diganti. Lanjut ganti deh dengan lampu LED merk tertentu. Hasilnya cahayanya membuat warna cat dindingnya jadi hidup, berbeda dengan lampu biasa sebelumnya. Jadi warna dinding ruang keluarga terlihat berbeda dengan ruang lainnya akibat lampu yang berbeda. Kepalang cantik, diganti semua deh lampu di dalam rumah dengan LED. Lampu yang lama nantinya bisa buat serep lampu luar rumah.

Tidak ada biaya tak terduga
Jadi sobat sudah tahu kan mengapa biaya renovasi rumah saya 100% melebihi target. Intinya saya ingin menekankan bahwa dalam hal ini tidak ada biaya tak terduga jika perhitungan kita sudah tepat. Ya, syaratnya perhitungan harus tepat. Yang ada itu biaya untuk banyak maunya seperti diatas atau biaya yang lupa kita hitung. Kalau untuk beli tambahan paku, kuas, benang, thinner, ya nggak seberapalah itu.

Jadi, perhitungan sebelum merenovasi rumah harus tepat. Perlu diakui memang untuk beberapa kondisi, renovasi rumah itu butuh lebih banyak perhitungan ketimbang bangun rumah baru. Jangan sampai pekerjaan menjadi tumpang tindih dan melakukan pekerjaan berulang pada satu titik. Apa yang sobat ingin renovasi harus jelas dan urutan kerja tukang harus benar agar efisien dalam hal bahan dan waktu kerja sehingga tidak muncul biaya tak terduga.

Terimakasih telah membaca...

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Alur Kecil.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Powered by Blogger.
Creative Commons License
DMCA.com