Jantung berdebar-debar tanpa sebab yang pasti harus diwaspadai. Apalagi jika hal tersebut terjadi secara terus-menerus, bisa jadi anda terkena penyakit gangguan gangguan irama detak jantung atau biasa disebut disritmia.
Disritmia atau gangguan aritmia jantung terjadi ketika impuls elektrik di jantung yang mengkoordinasi detak jantung tidak berfungsi dengan benar. Gangguan ini menyebabkan detak jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat dan bahkan tidak teratur.
Gangguan disritmia sering tidak menampakkan gejala dan tanda. Namun gejala ini dapat ditemukan oleh dokter dalam pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan elektrokardiografi atau EKG adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa disritmia.
Selain jantung yang berdebar, gejala disritmia lainnya bisa berupa berkurangnya darah yang keluar dari jantung. Hal ini akan mengakibatkan nafas yang terengah-engah atau nafas berbunyi, tubuh lemah, pusing, nyeri dan ketidaknyamanan pada bagian dada.
Apa saja penyebab dan gejala penyakit ini?
Saat istirahat, jantung memompa lebih lambat dan teratur, sekitar 60-80 denyut per menit. Namun ketika beraktifitas seperti berlari, naik tangga dan aktivitas-aktivitas berat lainnya, denyut jantung meningkat sampai 200 denyut per menit. Jika tanpa sebab detaknya tidak normal (abnormal) maka harus diwaspadai, bisa jadi ada masalah dengan jantung.Disritmia atau gangguan aritmia jantung terjadi ketika impuls elektrik di jantung yang mengkoordinasi detak jantung tidak berfungsi dengan benar. Gangguan ini menyebabkan detak jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat dan bahkan tidak teratur.
Sistem listrik aritmia jantung |
Selain jantung yang berdebar, gejala disritmia lainnya bisa berupa berkurangnya darah yang keluar dari jantung. Hal ini akan mengakibatkan nafas yang terengah-engah atau nafas berbunyi, tubuh lemah, pusing, nyeri dan ketidaknyamanan pada bagian dada.
Faktor Lain Pemicu Disritmia
Ada beberapa faktor resiko disritmia, antara lain bekas luka di jaringan jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kelenjar tiroid (gondok) terlalu aktif, dan penggunaan obat-obatan. selain itu asupan alkohol, kebiasaan merokok, mengkonsumsi kafein yang berlebih, stress, penyalahgunaan obat atau suplemen juga dapat memicunya.Terapi
Disritmia tidak boleh diremehkan, karena berpotensi mengakibatkan kematian. Pemberian obat adalah tindakan pertama dokter saat menangani pasien dengan gangguan irama jantung. Obat bekerja untuk mencegah serangan sehingga harus dilakukan seumur hidup.Ketika obat sudah tidak bisa lagi mengatasi keluhan si pasien, barulah dilakukan tindakan non bedah yang disebut ablasi dengan frekuensi radio (AFR).
Untuk AFR, diperlukan pemetaan khusus di mana saja letak terjadinya konduksi aliran listrik jantung. Bila aritmia-nya sederhana, maka yang diperlukan adalah pemetaan konvensial dengan meletakkan beberapa elektroda di jantung. Berdasarkan sinyal tertentu yang berasal dari jaringan abnormal, maka dapat ditentukan letak jaringan atau jarak yang abnormal.
Satu hal, JAGA JANTUNG ANDA. Berolahragalah secara teratur, konsumsi makanan sehat dan hindari pola hidup yang tidak sehat
sumber gambar
No comments:
Post a Comment